Saturday 19 September 2015

Undangan


UNDANGAN

24 - 25 September 2015

Maha suci Allah SWT. yang telah menciptakan makhlukNya berpasang-pasangan. Ya Allah, jika engkau memperkenankan :

M. Habibillah Dhuhron
Putra bungsu Bapak Sumendro & Ibu Mutriyah (Alm)
Depok Siwalan Pekalongan

Dengan

Putri Ittaqillah
Putri sulung Bapak Faizin & Ibu Bahriyah
Watusalam Buaran Pekalongan

Untuk mengikutu sunah Rasul-Mu dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.

Akad Nikah :
Hari : Jum'at, 25 September 2015
Jam : 07.00-08.00 WIB. Bertempat di kediaman mempelai putri

Depok, September 2015

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memohon Ridho dan Rahmat Allah SWT. mengharap kehadiran dan do'a restu Bapak/Ibu/Saudara/i pada pernikahan kami, yang InsyaAllah pada :

Hari : Kamis - Jum'at
Tanggal : 24 - 25 September 2015
Jam : Selera anda
Acara : Ramah Tamah
Tempat : Depok Siwalan Pekalongan

Marupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir untuk memberikan do'a restu.
Atas kehadiran dan do'a restunya, kami haturkan terima kasih.

Wassalmu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Turu mengundang -
Segenap keluarga besar Alumni X TPTL 1 Angkatan 2010

Vooklyn

Friday 11 September 2015

Tak bisa cinta - the reason

https://www.dropbox.com/s/a95qq211bcq2xsg/Tak%20Bisa%20Cinta%20%28New%29.mp3?dl=0

Hujan Tanpa Perasaan

Dosa yang terwujud karena jatuh cinta
Kau hanya tahu ketika kau terluka
Dengan istirahat yang buruk
Karena aku tidak tahu cinta
Aku pernah percaya pada seseorang
Aku menjadi gila karena hangatnya kebohongan
Hujan saat itu, hujan dingin yang jatuh

Deru itu menetes
Tetesan hujan di rendam kesedihan
Deru itu menetes
Mengalir di dalam hatiku, menangis, berharap

Air mata yang jatuh mengalir di pipiku
Aku menangis, melebur dalam hujan
Aku tak bisa hidup tanpamu, tak ada kehidupan (sendiri)
Aku tak bisa hidup tanpamu, tak ada kehidupan (tanpamu)
Aku berjuang, cintaku

Ketidakbijaksanaan langit malam itu
Hujan sepanjang hari, air mata di wajahku, itu sempurna
Tanganmu yang telah membelai lenganku
Guratan yang menyerupaimu terukir seperti tato
Apa yang begitu besar tentang cinta hingga membuatku menangis?
Apa yang begitu besar tentangmu, bahwa kau membuatku berjuang dan lelah
Seperti aku merindukanmu, aku membencimu

Tanpa henti mengucapkan kata-kata berduri (sendiri)
Angin setajam pukulan pedang (sendiri)
Kau pergi meninggalkan luka yang membekas di hatiku
Setelah deru hujan yang jatuh pada kursi kosong
Aku tak henti-hentinya menangis

Air mata yang jatuh mengalir di pipiku
Apa yang harus aku lakukan dengan luka yang membekas di hatiku, semua sendiri?
Aku tak bisa hidup tanpamu, tak ada kehidupan (sendiri)
Aku tak bisa hidup tanpamu, tak ada kehidupan
Sekarang aku tidak berfikir, aku bisa mencintaimu lagi, lagi, lagi