Wednesday 19 April 2017

Lambaian Tangan

Kamu datang tiba-tiba, persis seperti mimpi-mimpiku kemarin malam. Aku melihatmu.
Selalu, masih sama seperti dahulu, mata ini selalu berhasil menemukanmu pertama kali diantara rerumun orang-orang.

Kamu tidak berubah.
Cara berjalanmu.
Senyummu.
Dan atmosfir sekitarmu, atensi orang-orang padamu.
Kamu tetap seperti yang aku kenal dulu.
Orang bilang dunia itu sempit, bagiku tidak.
Sayapmulah yang terlalu luas.

Sebenarnya aku ingin bilang padamu, aku ingin langsung berlari menubrukmu dalam pelukan.
Berteriak bahwa aku benar-benar rindu.
Aku rindu.
Aku rindu.
Aku rindu.
Aku sangat merindukanmu, hei, tidakkah kamu merindukanku juga?

Tapi sudah lama sejak kisah kita habis.
Tak bersisa.
Hanya berserpih.
Dan hanya aku yang membawa pulang serpihan itu.

Sebenarnya aku ingin bilang rindu padamu saat itu juga.
Tapi tiba-tiba kamu menyapaku, aku senyum senang.
Kamu senyum pamit, melambaikan tangan kiri.

Rinduku tertinggal pada tangan kananmu, yang sekarang sedang menggandeng tangan dia.

No comments:

Post a Comment